Eureka, siapa disana
Aku tak asing dengan aromamu
Ah kau, khayu....
Ku masih menantikanmu
Dalam pacuan nafas yang seolah kan berhenti
Namun sukmaku terus menggebu, ingin gapaimu
Meski dengan kepakan yang gontai, lunglai
serta hampir sekarat
Bukankah aurora masih menggantang?
Bukankah cassiopea masih indah terpampang dalam kanvas malam?
Ya, namun tiada seelok engkau
Meski hanya sepucuk indahnya, tak lebih sebatas cahaya lentera yang tak lekang oleh dingin dan petang
namun kau mampu tenangkan jiwa
mereguk asa yang telah lama terjuntai
walau akhirnya kau robohkan Parthenon Parthenonku
Tak apa, alpana masih melantun
Dan engkau tetap berayun
Mencari ufuk batas senja yang masih mendiami cakrawala, melintasi imaji dalam orkestra romansa
Rengkuhlah aku, sayang
Kan kubentangkan sayap-sayap putihku
Merajut mimpi indah,
Dan percayalah, tak sekalipun kau kan ku hempas ke bumi
Dan kita sinari dunia dengan putihnya, sucinya jiwa-jiwa lugu kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar