Neng Geulis, Berapa harga dirimu? Waduh, seakan-akan harga diri
bisa ditakar dengan materi. Emang begitu kan kondisi saat ini. Yang
namanya harga diri, murah banget. Diobral seribu tiga juga banyak yang
mau. Kok bisa?
Coba kamu amati lingkungan
sekitarmu. Harga diri, terutama kaum perempuan alias cewek, sudah
banting harga di mana-mana. Mulai dari gaya berpakaian yang kelihatan
pusar, (maaf) celana dalamnya, underwear alias kaos daleman,
sampai berpakaian tapi telanjang. Yaitu berpakaian tapi semua lekuk
tubuhnya kelihatan dengan amat sangat jelas bentuk dan ukurannya.
Dikomporin
oleh sinetron kacangan di TV yang isinya melulu pacaran dan pacaran,
remaja kita jadi ikutan. Tubuh cewek, bagian mana yang belum terekspos
oleh lawan jenisnya (baca “ pacarnya”) sih? Dalih palsunya sih biasanya
sebagai bukti cinta. Padahal mah, pelecehan harga diri yang
seharusnya nggak boleh dibiarkan begitu saja. Tapi kalo mau sama mau,
kan nggak ada hukumnya tuh. Nah loh, bingung juga kan? Yuk, kita
preteli satu per satu masalah ini.
Cewek dan harga sebuah diri
Perkembangan jaman modern bukannya diikuti dengan perkembangan pola
pikir yang modern pula. Tapi pola pikir hingga pola sikap berkembang ke
arah jahiliyah (kebodohan). Hanya saja kali ini memakai bungkus baru:
jahiliyah modern. Lomba-lomba kecantikan yang semua ujung-ujungnya pamer
aurat, digelar di mana-mana. Mulai tingkat RT hingga dunia. Bahkan
institusi kampus yang katanya tempatnya intelektual muda, juga
terkontaminasi dengan pagelaran miss kampus.
Baju
minim dan seronok namun berharga mahal jadi gaya hidup.
Lenggak-lenggok di atas panggung jadi kebanggaan. Paling banter harga
dari diri yang dipajang itu cuma sebuah piala dari kuningan dan karton
satu lembar bertuliskan angka nominal uang.
Bagi
mereka yang nggak kebagian lenggak-lenggok di atas pentas, ada cara
lain yang bisa ditempuh untuk menikmati dunia kemilau itu. Malakin
cowok tajir. Si cowok juga nggak kalah ‘cerdik’ yaitu dengan
memanfaatkan cewek rese dan matre untuk mendapat kemauannya. Mau dibawa
kemana aja asal pulang dibelikan HP. Mau diapa-apakan saja asal ada
ongkos ganti pulsa. Halah!
Akhirnya muncul
istilah cewek bispak, bisa dipake. Dipake betulin genting, mompa air
atau ngayuh becak? Ya nggaklah. Bisa dipake di sini maksudnya buat
hal-hal yang tak bermoral.
Cewek, kok mau dihargai rendah?
Kalo dipikir-pikir, kenapa pula para cewek itu mau dihargai rendah
ya? Para cewek yang seharusnya punya rasa malu yang tinggi melebihi
kaum adam, jadi berubah. Sudahlah aurat dipamerkan ke mana-mana, mereka
ini mudah banget dijadikan mangsa oleh cowok-cowok tak bertanggung
jawab. Seakan-akan mereka pasrah dan tak punya sikap untuk menentukan
apa yang terbaik bagi dirinya.
Kondisi ini
diperparah dengan kurangnya kontrol masyarakat sekitar. Mereka cuek
bebek dengan merosotnya moral para remaja, terutama ceweknya. Tak ada
lagi sanksi sosial semisal didatangi pak RT bila ada cowok bertandang
ke rumah cewek hingga larut malam. Dan semakin lengkap keparahan ini
ketika negara sebagai penegur utama tak berdaya. Tak ada KUHP atau
hukum perdata yang bisa menjerat cowok yang wakuncar (waktu kunjung
pacar) ke ceweknya. Lha wong suka sama suka, bisa-bisa malah dilindungi
sama sistem yang bernama sekulerisme. Apalagi cuma sekadar pakaian
yang kelihatan pusar. Dalih kebebasan perempuan akan menjadi senjata
andalan bila ada yang berusaha mengingatkan.
Gaya
hidup mewah adalah penyebab lain dari fenomena cewek murah harga diri.
Semua ini akibat dari kehidupan yang mengagungkan materi alias
materialistis. Materi oriented ini adalah khas milik
kapitalisme. Sebuah paham yang sangat memuja kepemilikan modal atau
lapital. Sistem inilah sebetulnya yang kudu bertanggung jawab terhadap
merebaknya cewek-cewek tak berharga diri. Udahlah ceweknya lemah iman,
dikomporin pake kemilau fana duniawi. Klop, jadi pada lupa daratan.
Cewek, kamu bisa apa?
Biar pun berjenis cewek, perempuan juga manusia. Dengan kemanusiaan
ini pula cewek juga dikaruniai akal untuk membedakan mana baik dan
buruk. Sayangnya, seringkali otak cewek nggak dipake. Bawaannya silau
mulu kalo liat barang mewah sampai harga diri tergadaikan nggak jadi
masalah.
Akal yang dipunya cewek, nggak beda
dengan yang dipunya cowok. Tapi seringkali cewek sendiri yang membuat
rendah dirinya sehingga mudah aja dipermainkan cowok. Bukan hanya
cowok, tapi pemilik modal juga ikut menghinadinakan kaum cewek dengan
mengeksploitasi keindahan fisik. Oya, sebelum saya diprotes oleh kaum
cowok baik-baik, saya ingin tekankan bahwa nggak semua cowok suka
mempermainkan cewek. Ada kok cowok baik-baik yang menghargai cewek
dengan harga sangat tinggi. Karena tingginya, harganya sebanding dengan
surga.
Dengan potensi akal ini, cewek bisa
memilih jalan hidupnya. Mau dijadikan objek ketelajangan dan permainan
jaman edan bernama modern ini atau sebaliknya. Cewek sebagai subjek
perubah dan pelaku sejarah sebuah peradaban. How? Gimana caranya?
Gals,
cewek kudu nyadar untuk apa sih dia hidup di dunia ini. Untuk
hura-hura, senang-senang dan foya-foya? Hmm.. cewek kudu nyadar bahwa
hidup ini sementara. Kalo ada sementara pasti ada yang selamanya. Kalo
bermakna selamanya berarti bukan di dunia. Nggak ada orang hidup kekal
di dunia ini. Lha wong dunianya aja fana, kok penghuninya minta kekal.
Bila sudah menyadari kenyataan dunia fana ini, ingatlah bahwa semua
yang bernyawa pasti mati. Kalo sudah mati, lihat tuh jadi teman cacing
tanah dan belatung di tanah pekuburan. Ternyata manusia itu hina ya.
Cuma sebegitu aja akhir hidupnya.
Kalau ingat
kematian, manusia normal mana pun juga pasti akan berpikir. Merenung
dan berinsaf diri. Apalagi cewek yang memang dasarnya bersifat peka.
Maka akan mudah tersentuh hatinya dengan ajakan mengingat kematian ini.
Kecuali orang-orang bebal yang telah ditutup hatinya oleh Allah.
Mereka ini adalah yang enggan membicarakan kematian. Bahkan ada yang
dengan sengaja mengolok dan mencemooohnya loh.
Dengan
mengingat kematian, manusia termasuk para cewek tergugah untuk mencari
makna hidupnya. Tak lain dan tak bukan, ternyata hidup ini adalah
sarana saja untuk sebuah kehidupan kekal abadi di akhirat kelak. Bila
ini sudah kamu sadari, maka sesungguhnya uang, katu kredit, mobil dan
gaya hidup mewah jadi tak ada artinya lagi. Ada sesuatu yang lebih
penting dari itu semua.
Beramal untuk akhirat.
Jangan bayangkan beramal untuk akhirat ini hanya dengan sibuk sholat,
dzikir, puasa dan ngaji saja. Bukan! Aktivitas-aktivitas ini memang
harus tapi tidak berhenti di situ saja. Bumi dan seisinya perlu
dimakmurkan dengan karya nyata kamu, para cewek. Kamu bisa jadi apa pun
yang kamu mau, sukses dunia tapi punya investasi juga untuk akhirat.
Dengan menjadi ahli lomputer untuk mengacak-acak radar musuh Islam yang
akan menyerang negeri muslim, misalnya. Atau menjadi bisnis woman
yang berhasil dan sebagian laba untuk kepentingan dakwah dan perjuangan
menegakkan Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan Daulah
Khilafah. Gimana, keren kan?
Cewek, punyai harga diri!
Harga diri bukan barang obralan yang gampang banget dibeli dengan
gepokan rupiah atau kartu kredit. Masalahnya, gimana caranya agar cewek
mempunyai harga diri yang menjadikannya mulia?
Karena
di bahasan awal tadi kita sudah tahu bahwa hidup ini sementara dan
kudu nurut sama aturan Sang Pencipta, maka inilah langkah praktis itu:
Pertama, hiasi diri dengan rasa malu. Malu akan menjadi tameng seorang cewek dari perbuatan maksiat.
Pertama, hiasi diri dengan rasa malu. Malu akan menjadi tameng seorang cewek dari perbuatan maksiat.
Kedua,
tundukkan pandangan. Dengan menundukkan pandangan, cewek akan menjadi
makhluk berharga di muka bumi karena nggak jelalatan.
Ketiga, tutupi auratmu. Auratmu yang indah bukan untuk pajangan apalagi pameran. Oleh karena itu tutupi dengan pakaian takwa berupa kerudung dan jilbab.
Keempat, jaga interaksi pergaulan. Langkah di atas nggak bakal ada gunanya kalo kamu masih enteng aja colak-colek sama cowok. Batasi interaksi dengan mereka seperlunya dan sewajarnya. Nggak perlu over.
Ketiga, tutupi auratmu. Auratmu yang indah bukan untuk pajangan apalagi pameran. Oleh karena itu tutupi dengan pakaian takwa berupa kerudung dan jilbab.
Keempat, jaga interaksi pergaulan. Langkah di atas nggak bakal ada gunanya kalo kamu masih enteng aja colak-colek sama cowok. Batasi interaksi dengan mereka seperlunya dan sewajarnya. Nggak perlu over.
Kelima, dekatkan dirimu
pada Allah. Dekat dengan Allah itu artinya nggak ada satu celah kecil
pun kamu berbuat dosa. Meski nggak ada kakak pembina pengajian, ortu
nggak liat, atau nggak ada satu orang pun menyaksikan, kamu nggak bakal
bisa lari dari pengawasanNya.
Keenam, last but not least,
proaktif gals! Kalo kamu udah menjadi cewek baik-baik, jangan simpen
sendiri. Ajak teman-teman dan sodara-sodara kamu untuk baik juga. Kalo
kamu segan untuk negur secara lisan, bisa juga pake tulisan. Berikan
lembaran Studia ini untuk dibaca mereka, misalnya.
Nah,
ternyata nggak susah kan untuk membangun harga diri pada seorang
cewek. Murah meriah kecuali berbekal kemauan aja. Tips di atas bisa
kamu amalkan tuh. Nggak berhenti di sini aja, ternyata memutus rantai
rusak ini kamu nggak bisa sendirian. Ajak teman-teman dan sodaramu untuk
bareng-bareng merusak rantai ini. Kita ganti dengan rantai baru yang
indah dalam balutan ukhuwah Islamiyah, dasarnya akidah Islam. Setuju
kan?
Jadi kalo ada yang nanya berapa sih harga
diri seorang cewek? Kamu bisa dengan bangganya menjawab ‘ridho Allah
plus surga dengan segala isinya’. Bila ini yang jadi jawabanmu, maka
gepokan rupiah, kinclongnya mobil nggak bakal bisa mengusikmu. Harga
dirimu bukan lagi obralan seribu tiga. Harga dirimu saat ini cuma surga
yang mampu membeli. Jangan ragu, teriakkan dengan lantang bahwa harga
diri seorang cewek cuma satu jawabnya; ISLAM! Oke?