Sabtu, 10 Maret 2012

Ternyata Jatuh Itu Anugrah !!

Boleh jadi aku hanya tertegun sesaat ketika sandungan-sandungan itu membuatku terjerembab. ya, bisa saja aku terguling-guling, bahkan luka-luka. aku masih rapuh dan luruh oleh rintang yang datang mengadang tanpa ampun. mereka masih menghajarku dengan kesulitan-kesukitan kejam.


Boleh jadi ternganga ketika harapan tak berbuah kenyataan atau ketika kemenangan yang diimpikan ternyata kosong. maka hanya diamlah yang menjadi pilihanku. Bukan berati bendera putih ku kibarkan. tetapi karena aku memang harus menyulut kesalutan pada awan-awan yang berarak di atas kepalaku. Apalah daya, tubuhku masih terlalu setia menapak tanah datar. padahal lazuardi sudah lama kurindukan!


Ya, ya, ya.. aku bukan jawara. Tapi tak apa. ketika jatuh untuk kali pertama, aku memang tersedu. seolah dunia runtuh menimpakan berton-ton beban di atas tubuhku. seolah semua usai tanpa menyisakan sejarah. Lelah, itu pasti. Bahkan sampai-sampai untuk berdiri kembalipun tersa berat. kaki terpaku. jangankan berdiri, duduk tegak saja aku tak berani. Itulah masa ketika aku harus menerima keterpurukan perdana.


Namun dunia ternyata belum berhenti. ketika kupaksakan kakiku berdiri, dengan modal ambisi yang berlipat, kurasa aku masih mampu berjuang menantang semua hambatan. Walaupun untuk selanjutnya aku tetap jatuh berkali-kali. Di satu titik kesadaran. aku terinspirasi,: ternyata jatuh itu anugrah! Jatuh, gagal, kalah, dan sejenisnya memang tak bisa ditolak. mau apalagi? Mereka ada dalam satu paket penciptaan dalam diri kita. Ada suka-duka, susah-senang, bahagia-nestapa, jatuh-berdiri, gagal-bangkit lagi !

Tak masalah berapa frekuensi jatuhku. Tak apa berapa kali air mata tak terbendung, luka-luka menganga, dan tangan terkepal geram. Alkhamdulilah, Tuhan masih memberiku kekuatan dan kesadaran untuk bangkit. Aku sangat meyakini, sedalam apapun keterpurukan yang ku alami bukanlah kegagalan jika aku tak berhenti.

Aku diberi kehidupan dan kenikmatan. Tentu tak boleh kusiakan. Aku memang bukan jawara, karenanya aku terus berusha. Aku memang tak cerdas, karenanya aku belajar keras. Aku memang manusia biasa, karenanya akan ku perjuangkan hidupku agar luar biasa !

Bukankah saat merasa matang kita justru akan semakin cepat membusuk? Dan ketika kita senantiasa merasa hijau kita akan berkembang. karena itulah, aku tak pantas berhenti !








1 komentar: